Deutschunterricht



  • Deutsch in Indonesien

Indonesia mitra utama jerman di pekan pariwisata 2013

Kanselir Jerman, Angela Merkel, dalam pertemuan yang dihadiri para pengusaha Indonesia, Rabu 11 Juli, di Jakarta antara lain membahas kerja sama pendidikan dan sektor energi dalam upaya meningkatkan hubungan  kedua negara.

"Banyak yang kita ambil manfaatnya dalam hubungan dengan Jerman yang memiliki keahlian-kehalian yang kita butuhkan, seperti industri energi, food security dan renewable energy," kata Ketua Kadin, Suryo Bambang Sulisto yang hadir dalam pertemuan itu, kepada BBC Indonesia.
Berita terkait
Merkel: Indonesia bisa menjadi contoh Eropa. Indonesia beri pinjaman modal ke IMF. Hollande dan Merkel membahas krisis euro di Berlin
Sulisto menambahkan bahwa tahun depan, Indonesia akan menjadi mitra utama untuk ITB yang berlangsung di Berlin Maret 2013. ITB merupakan salah satu pekan raya pariwisata yang terbesar di dunia.

Dalam pertemuan dengan para pengusaha Indonesia, Merkel tidak menyinggung secara khusus krisis ekonomi yang sedang melanda kawasan pengguna mata uang euro.

"Kita semua tahu saat ini euro sedang menghadapi turbulance dalam perekonomian mereka dan tentu kita mengharapakan hal itu tidak selamanya. Antara lain kunjungan beliau ke sini untuk meningkatkan peluang-peluang yang lebih besar di pasar yang kebetulan ekonominya lebih baik."

Menurut Sulisto situasi di kawasan pengguna euro jelas berdampak pada penurunan ekspor di Indonesia, seperti terlihat statisik pada kuartal pertama 2012.

"Namun kita cukup beruntung karena porsi ekspor terhadap PDB tidak terlalu besar sehingga mungkin dampaknya tidak terlalu parah terhadap perekonomian kita. Kebetulan juga pasar domestik kita masih sangat besar potensinya, jadi walaupun ada dampaknya tapi tidak terlalu parah," tambah Sulisto.
Sementara itu Presiden Bambang Yudhoyono dalam acara makan siang bersama Angela Merkel mengatakan hubungan bilateral Indonesia-Jerman sudah memasuki babak baru.

"Kita harus meningkatkan kerja sama di berbagai bidang. Ibu Angela Merkel mengatakan bahwa pilar dari kemitraan strategis kita antara lain ekonomi, pendidikan, kesehatan, riset dan teknologi, industri pertahanan, disamping ketahanan pangan dan energi serta transportasi," kata Yudhoyono dalam sambutannya hari ini.

Yudhoyono berharap, baik di Indonesia maupun di Jerman, para pelaku bisnis dapat melakukan perdagangan dan investasi.

"Itulah yang kita tuju. Tugas dan kewajiban kami, pemerintah, tiada lain adalah mengembangkan kebijakan yang baik dan regulasi yang juga baik. Kami bertugas untuk terus meningkatkan iklim investasi dan iklim bisnis, terutama di negeri kami sendiri, di Indonesia," kata Yudhoyono lagi.

Presiden mengakui Indonesia kekurangan infrastruktur namun menurutnya hal itu membuka kesempatan bagi kedua negara membangun infrastruktur.

Sedangkan Merkel mengharapkan Eropa bisa meningkatkan upaya untuk memperkokoh perjanjian perdagangan bebas dengan Asia Tenggara.

"Saya benar-benar yakin bahwa Eropa harus segera membentuk perjanjian perdagangan bebas dengan kawasan ini jika Eropa ingin berkompetisi," kata Merkel seperti dikutip kantor berita AFP.

Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan perdagangan antara kedua negara tahun lalu sebesar US$6,69 miliar, atau naik 12% dari US$5,98 pada 2010.

Hadir dalam jamuan santap siang tersebut antara lain, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Meteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, Kepala BKPM Chatib Basri, Gubernur DKI Fauzi Bowo, dan Ketua Kadin Bambang Sulisto.

Ini adalah kunjungan pertama Merkel ke Jakarta untuk memenuhi undangan Yudhoyono dan lawatan balasan presiden 2009 lalu


  • Probleme im Deutschunterricht

Perkenalan diri  (Kennenlernen)


Pada tahap pertama Bahasa Jerman, kita akan dihadapkan pada bagaimana perkenalan dalam Bahasa Jerman. Kita akan belajar bagaimana cara menyapa atau mengucapkan salam kepada orang-orang yang kita temui. Sama halnya seperti di Indonesia, kita mengenal kata-kata atau kalimat untuk menyapa. Seperti diantaranya; Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Malam, Halo, Hai, dan lain sebagainya.
Berikut salam yang biasa didengar dalam membuka pembicaraan dalam Bahasa Jerman:
  • Guten Morgen! (Selamat Pagi!)
  • Guten Tag! (Selamat Siang!)
  • Guten Abend! (Selamat Sore/Malam!)
  • Gute Nacht! (Selamat Malam (tengah malam)! digunakan saat menjelang tidur)
Dan bila menjawab salam pun orang Jerman hanya mengucapkan kembali kalimat salam yang digunakan penanya.
Zum Beispiel (contoh):
A: Guten Abend!
B: Guten Abend.
Kemudian setelah sebuah pembicaraan dibuka dengan salam, biasanya dilanjukan dengan menanyakan kabar atau saling menanya kabar. Dan kalimat untuk menanyakan salam dalam Bahasa Jerman, biasanya digunakan kalimat sebagai berikut:
  • Wie geht es Ihnen? (Bagaimana kabar Anda?)> resmi
  • Wie geht es dir? (Bagaimana kabar kamu?)> akrab
Dan jawaban untuk kalimat tersebut beragam, diantaranya;
Danke,gut; Es geht; Prima; Super; Sehr gut;
Zum Beispiel:
A: Wie geht es Ihnen?
B: Danke, gut
Kemudian dalam perkenalan, pasti seseorang menanyakan nama atau memperkenalkan nama. Ada beberapa alternatif kata tanya nama dalam Bahasa Jerman:
  • Wie ist Ihr Name? (Siapa nama Anda?)
  • Wie heissen Sie? (Siapa nama Anda?)
  • Wer sind Sie? (Siapa Anda?)
Dan untuk menjawabnya, bisa digunakan
  • Mein Name ist …Andika…=(Nama Saya ..Andika..)
  • Ich heisse…Andika…
  • Ich bin…Andika…
Selanjutnya bisa disambung dengan kalimat tanya asal dan tempat tinggal
  • Woher kommen Sie? (Dari mana asal Anda?)
  • Wo wohnen Sie? (Dimana Anda tinggal?)
Dan kalimat tanya asal dan tempat tinggal dalam suasana akrab
  • Woher kommst du? (Dari mana asal kamu?)
  • Wo wohnst du? (Kamu tinggal dimana?)
Dijawab:
  • Ich komme aus ..Indonesien..
  • Ich wohne in ..Bandung..
Selanjutnya, pertanyaan yang biasa kita dengar dalam perkenalan atau percakapan dengan sendirinya mengalir. Seperti tanya jawab pekerjaan, umur, status, nomor telepon, dan lain sebaganya.
Berikut contoh sebuah percakapan/dialog sederhana antara Person A dan Person B.
A: Guten Morgen! (Selamat Pagi!)
B: Guten Morgen. (Selamat Pagi)
A: Wie geht es Ihnen? (Bagaimana kabar Anda?)
B: Danke, gut. Und Ihnen? (Baik, terimakasih. Dan Anda?)
A: Prima. Und entschuldigung…wie heissen Sie? (Prima. Maaf…Siapa nama Anda?)
B: Mein Name ist Schneider. Bern Schneider. Und Sie? Wie heissen Sie? (Nama saya Schneider. Bern Schneider. Dan Anda? Siapa nama Anda?)
A: Ich heisse Andika. Andika Wiranatakusumah. Woher kommen Sie Herr Schneider? (Nama saya Andika. Andika Wiranatakusumah. Anda berasal dari negara mana Pak Schneider?)
B: Ich komme aus Deutschland. Und Sie? Woher kommen Sie? (Saya berasal dari Jerman. Anda? Berasal dari mana?)
A: Ich komme aus Indonesien. Wo wohnen Sie? (Saya berasal dari Indonesia. Anda tinggal dimana?)
B: Ich wohne in Berlin. Und Sie? (Saya tinggal di Berlin. Anda?)
A: Ich wohne in Bandung. Ach so…Herr Schneider, was sind Sie von Beruf? (Saya tinggal di Bandung. Ehm…Pak Schneider apa pekerjaan Anda?)
B: Ich bin Ingenieur. Und Sie, Herr Andika? Was machen Sie? (Saya seorang Insinyur. Dan Anda, Pak Andika? Apa pekerjaan Anda?)
A: Ich bin Lehrer an der SMKN 3 Bandung. Entschuldigung…Haben Sie telefonnummer? (Saya seorang guru di SMKN 3 Bandung. Maaf…Anda punya nomor telepon?)
B: 08123456789. Und Sie? Wie ist Ihre Telefonnummer? (08123456789. Dan Anda? Berapa nomor telepon Anda?)
A: 02298765432. Danke…bis Morgen, Herr Schneider. Aufwiedersehen! (02298765432. Terimakasih..sampai besok, Pak Schneider. Sampai jumpa!
B: Aufwiedersehen. (Sampai jumpa)


Trennbare verben

Trennbare Verben adalah kata-kata kerja terpisah. Sedangkan Trennbare Verben adalah kata-kata kerja terpisah sedangkan untrennbare Verben adalah kata-kata kerja yang tidak terpisah. Jika membuat kalimat dengan suatu kata kerja terpisah, maka awalannya harus dipisah dan diletakkan paling akhir dari kata kerja tersebut, kecuali pada kalimat yang menggunakan kata kerja modal (Modalverb). Yang dimaksud dengan terpisah adalah, penulisan awalan dari kata-kata tersebut. Tidak semua awalan harus dipisah dari kata kerja dasarnya. Tetapi semua awalan, baik yang ditulis terpisah maupun tidak terpisah, memiliki arti yang berbeda dengan kata dasarnya.

Zum Beispiel:
Pada kata dasar : kommen = datang

Ich komme um 07.30 Uhr
Saya datang jam 07.30.

Jika diberikan awalan: an, mit, be, dll. akan menimbulkan pengertian baru dari tiap kata tersebut.

Zum Beispiel:

ankommen = tiba

Er kommt um 08.00 Uhr an.
Dia tiba pukul 8

mitkommen = ikut

Wir fahren morgen nach Bekasi. Kommst du mit?
Besok kami akan pergi ke Bekasi. Apakah kamu ikut?

Kedua kata kerja tersebut merupakan kata kerja terpisah, oleh karena itu, maka penulisan awalan "an" dan "mit" diletakkan pada akhir kalimat.

Tetapi ada juga jenis kata kerja tidak terpisah. Artinya penulisan awalan tidak mengalami perubahan. Hanya arti kata kerja tersebuit yang berbeda dengan kata kerja dasarnya.

Zum Beispiel:
kommen = datang

bekommen = mendapat

Grecg bekommt eine eins in Mathe
Grecg mendapat nilai satu pada bidang studi matematika.

bekommen = memesan

Di Restoran, pelayanan biasanya bertanya:

Was bekommen Sie?

Itu artinya : Anda ingin pesan apa?


Pemisahan awalan dalam kata kerja terpisah atau trennbare Verben, berlaku pada kalimat:

1) Pernyataan

Irene steht jeden Tag um 9.00 Uhr auf.
Irene bangun setiap hari jam 9

2) Kalimat Perintah

Irene, steh jetzt auf!
Irene, bangun !

3) Kalimat tanya dengan kata tanya

Um wieviel Uhr steht Irene morgens auf?
Jam berapa Irene bangun setiap pagi?

4) Kalimat tanya tanpa kata tanya

Steht sie noch nicht auf?
Apakah dia belum bangun?

Perubahan atau letak awalan yang ditulis terakhir pada keempat jenis kalimat diatas, berbeda dengan pada kalamat yang yang menggunakan modalverb.

Zum Beispiel:

Irene muss jeden Tag um 08.00 Uhr aufstehen.
Irene harus bangun setiap hari jam delapan

================================================================
Dari keterangan diatas, semoga anda bisa memiliki gambaran tentang kata kerja terpisah dan kata kerja tidak terpisah. Acuan untuk membedakan kedua jenis kata kerja tersebut adalah dengan mengenali awalannya.

Ayo kita pelajari awalan dari kata kerja terpisah, berikut ini!

ab = off, down
abholen = to pick up
abnehmen = to take off

an = at, on
anfangen = to start, begin
anrufen = to call, telephone
anziehen = to put on, dress

auf = up
aufhören = to stop
aufräumen = to clean up
aufstehen = to get up, stand up

aus = out
ausgehen = to go out
aussehen = to look, appear

ein = in, into
einkaufen = to shop
einschlafen = to fall asleep

fern = far
fernsehen = to watch TV

fort = away
fortgehen = to leave, go away

her = ‘hither’, to here
herholen = to fetch
herkommen = to come from

hin = ‘thither’, to there
hinstellen = to place, put

mit = with, along
mitbringen = to bring along
mitkommen = to come along
mitnehmen = to take along

nach = after
nachdenken = to think, reflect
nachfragen = to inquire, ask after

um = around, at
umsehen = to look around

vor = before
vorhaben = to have planned
vorstellen = to introduce

vorbei = by, past
vorbeikommen = to come by

weg = away
weggehen = to go away, leave
wegnehmen = to take away

zu = to, closed zuhören = to listen
zumachen = to close

zurück = back
zurückgeben = to give back
zurückkommen = to come back

zusammen = together
zusammenkommen = to come together


Kata Kerta tidak terpisah (untrennbare Verben)

Jika awalan dalam kata kerja terpisah ditulis terpisah, letaknya selalu diakhir kalimat, maka awalan dalam kata kerja tidak terpisah tidak dipisah. Kata kerja jenis ini, ditulis sama seperti anda membuat kalimat dengan menggunakan kata kerja dasar:

kommen = datang
Ich komme heute nicht / Saya tidak datang hari ini.

bekommen = mendapat
Wer bekommt heute einen Brief? / Siapa yang mendapat surat hari ini?

stören = menggangu
Entschuldigung, störe ich dich? / Maaf, apakah saya mengganggu kamu?

zerstören=menghancurkan/membakar habis
Das Feuer zerstört unsere Wohnung.
Api tersebut membakar habis rumah kami

Zerstör die Wohnung!
Hancurkan rumah itu!

Das Feuer kann unsere Wohnung zerstören.
Api tersebut bisa menghancurkan rumah kami.

Awalan dalam kata kerja tidak terpisah, mespikipun ditulis tidak terpisah tetapi memiliki tekanan dalam semantik terhadap kata tersebut.Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata "membakar", dalam bahasa Jerman artinya: feuern atau bisa juga Feuer geben lassen. Tetapi kata membakar tentunya tidak bisa anda pakai, jika anda ingin mengatakan sesuatu yang lebih dari yana sekedar membakar, misalnya:

Das Feuer zerstört unsere Wohnung.
Api tersebut membakar habis rumah kami

Beriktu beberapa awalan yang jika anda temukan mengawali suatu kata kerja dasar yang telah anda kenal sebelumnya, maka dipastikan kata kerja tersebut, merupakan kata kerja tidak terpisah.

Zum Beispiel:

be = makes a verb transitive beantworten = to answer (a question)
or turns action towards object besuchen = to visit
bekommen = to receive, get

ent, emp = beginning of action entgehen = to escape
or separation empfangen = to receive

er = stress on outcome erleben = to experience
or accomplishment erkennen = to recognize

ge = result, completeness or gewinnen = to win or gain
successful action gebrauchen = to use up, consume

miss = same as English ‘mis-’ missverstehen = to misunderstand
missbrauchen = to abuse

ver = action of the verb has verschlafen = to oversleep
miscarried (BUT NOT ALWAYS!) verlaufen = to go astray

zer = asunder, apart zerbrechen = to break into pieces
zerstören = to destroyadalah kata-kata kerja yang tidak terpisah. Jika membuat kalimat dengan suatu kata kerja terpisah, maka awalannya harus dipisah dan diletakkan paling akhir dari kata kerja tersebut, kecuali pada kalimat yang menggunakan kata kerja modal (Modalverb). Yang dimaksud dengan terpisah adalah, penulisan awalan dari kata-kata tersebut. Tidak semua awalan harus dipisah dari kata kerja dasarnya. Tetapi semua awalan, baik yang ditulis terpisah maupun tidak terpisah, memiliki arti yang berbeda dengan kata dasarnya.

Zum Beispiel:
Pada kata dasar : kommen = datang

Ich komme um 07.30 Uhr
Saya datang jam 07.30.

Jika diberikan awalan: an, mit, be, dll. akan menimbulkan pengertian baru dari tiap kata tersebut.

Zum Beispiel:

ankommen = tiba

Er kommt um 08.00 Uhr an.
Dia tiba pukul 8

mitkommen = ikut

Wir fahren morgen nach Bekasi. Kommst du mit?
Besok kami akan pergi ke Bekasi. Apakah kamu ikut?

Kedua kata kerja tersebut merupakan kata kerja terpisah, oleh karena itu, maka penulisan awalan "an" dan "mit" diletakkan pada akhir kalimat.

Tetapi ada juga jenis kata kerja tidak terpisah. Artinya penulisan awalan tidak mengalami perubahan. Hanya arti kata kerja tersebuit yang berbeda dengan kata kerja dasarnya.

Zum Beispiel:
kommen = datang

bekommen = mendapat

Grecg bekommt eine eins in Mathe
Grecg mendapat nilai satu pada bidang studi matematika.

bekommen = memesan

Di Restoran, pelayanan biasanya bertanya:

Was bekommen Sie?

Itu artinya : Anda ingin pesan apa?


Pemisahan awalan dalam kata kerja terpisah atau trennbare Verben, berlaku pada kalimat:

1) Pernyataan

Irene steht jeden Tag um 9.00 Uhr auf.
Irene bangun setiap hari jam 9

2) Kalimat Perintah

Irene, steh jetzt auf!
Irene, bangun !

3) Kalimat tanya dengan kata tanya

Um wieviel Uhr steht Irene morgens auf?
Jam berapa Irene bangun setiap pagi?

4) Kalimat tanya tanpa kata tanya

Steht sie noch nicht auf?
Apakah dia belum bangun?

Perubahan atau letak awalan yang ditulis terakhir pada keempat jenis kalimat diatas, berbeda dengan pada kalamat yang yang menggunakan modalverb.

Zum Beispiel:

Irene muss jeden Tag um 08.00 Uhr aufstehen.
Irene harus bangun setiap hari jam delapan

================================================================
Dari keterangan diatas, semoga anda bisa memiliki gambaran tentang kata kerja terpisah dan kata kerja tidak terpisah. Acuan untuk membedakan kedua jenis kata kerja tersebut adalah dengan mengenali awalannya.

Ayo kita pelajari awalan dari kata kerja terpisah, berikut ini!

ab = off, down
abholen = to pick up
abnehmen = to take off

an = at, on
anfangen = to start, begin
anrufen = to call, telephone
anziehen = to put on, dress

auf = up
aufhören = to stop
aufräumen = to clean up
aufstehen = to get up, stand up

aus = out
ausgehen = to go out
aussehen = to look, appear

ein = in, into
einkaufen = to shop
einschlafen = to fall asleep

fern = far
fernsehen = to watch TV

fort = away
fortgehen = to leave, go away

her = ‘hither’, to here
herholen = to fetch
herkommen = to come from

hin = ‘thither’, to there
hinstellen = to place, put

mit = with, along
mitbringen = to bring along
mitkommen = to come along
mitnehmen = to take along

nach = after
nachdenken = to think, reflect
nachfragen = to inquire, ask after

um = around, at
umsehen = to look around

vor = before
vorhaben = to have planned
vorstellen = to introduce

vorbei = by, past
vorbeikommen = to come by

weg = away
weggehen = to go away, leave
wegnehmen = to take away

zu = to, closed zuhören = to listen
zumachen = to close

zurück = back
zurückgeben = to give back
zurückkommen = to come back

zusammen = together
zusammenkommen = to come together




Untrennbare Verben( kata kerja tidak terpisah)

Jika awalan dalam kata kerja terpisah ditulis terpisah, letaknya selalu diakhir kalimat, maka awalan dalam kata kerja tidak terpisah tidak dipisah. Kata kerja jenis ini, ditulis sama seperti anda membuat kalimat dengan menggunakan kata kerja dasar:

kommen = datang
Ich komme heute nicht / Saya tidak datang hari ini.

bekommen = mendapat
Wer bekommt heute einen Brief? / Siapa yang mendapat surat hari ini?

stören = menggangu
Entschuldigung, störe ich dich? / Maaf, apakah saya mengganggu kamu?

zerstören=menghancurkan/membakar habis
Das Feuer zerstört unsere Wohnung.
Api tersebut membakar habis rumah kami

Zerstör die Wohnung!
Hancurkan rumah itu!

Das Feuer kann unsere Wohnung zerstören.
Api tersebut bisa menghancurkan rumah kami.

Awalan dalam kata kerja tidak terpisah, mespikipun ditulis tidak terpisah tetapi memiliki tekanan dalam semantik terhadap kata tersebut.Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata "membakar", dalam bahasa Jerman artinya: feuern atau bisa juga Feuer geben lassen. Tetapi kata membakar tentunya tidak bisa anda pakai, jika anda ingin mengatakan sesuatu yang lebih dari yana sekedar membakar, misalnya:

Das Feuer zerstört unsere Wohnung.
Api tersebut membakar habis rumah kami

Beriktu beberapa awalan yang jika anda temukan mengawali suatu kata kerja dasar yang telah anda kenal sebelumnya, maka dipastikan kata kerja tersebut, merupakan kata kerja tidak terpisah.

Zum Beispiel:

be = makes a verb transitive beantworten = to answer (a question)
or turns action towards object besuchen = to visit
bekommen = to receive, get

ent, emp = beginning of action entgehen = to escape
or separation empfangen = to receive

er = stress on outcome erleben = to experience
or accomplishment erkennen = to recognize

ge = result, completeness or gewinnen = to win or gain
successful action gebrauchen = to use up, consume

miss = same as English ‘mis-’ missverstehen = to misunderstand
missbrauchen = to abuse

ver = action of the verb has verschlafen = to oversleep
miscarried (BUT NOT ALWAYS!) verlaufen = to go astray

zer = asunder, apart zerbrechen = to break into pieces
zerstören = to destroyadalah kata-kata kerja yang tidak terpisah. Jika membuat kalimat dengan suatu kata kerja terpisah, maka awalannya harus dipisah dan diletakkan paling akhir dari kata kerja tersebut, kecuali pada kalimat yang menggunakan kata kerja modal (Modalverb). Yang dimaksud dengan terpisah adalah, penulisan awalan dari kata-kata tersebut. Tidak semua awalan harus dipisah dari kata kerja dasarnya. Tetapi semua awalan, baik yang ditulis terpisah maupun tidak terpisah, memiliki arti yang berbeda dengan kata dasarnya.

Zum Beispiel:
Pada kata dasar : kommen = datang

Ich komme um 07.30 Uhr
Saya datang jam 07.30.

Jika diberikan awalan: an, mit, be, dll. akan menimbulkan pengertian baru dari tiap kata tersebut.

Zum Beispiel:

ankommen = tiba

Er kommt um 08.00 Uhr an.
Dia tiba pukul 8

mitkommen = ikut

Wir fahren morgen nach Bekasi. Kommst du mit?
Besok kami akan pergi ke Bekasi. Apakah kamu ikut?

Kedua kata kerja tersebut merupakan kata kerja terpisah, oleh karena itu, maka penulisan awalan "an" dan "mit" diletakkan pada akhir kalimat.

Tetapi ada juga jenis kata kerja tidak terpisah. Artinya penulisan awalan tidak mengalami perubahan. Hanya arti kata kerja tersebuit yang berbeda dengan kata kerja dasarnya.

Zum Beispiel:
kommen = datang

bekommen = mendapat

Grecg bekommt eine eins in Mathe
Grecg mendapat nilai satu pada bidang studi matematika.

bekommen = memesan

Di Restoran, pelayanan biasanya bertanya:

Was bekommen Sie?

Itu artinya : Anda ingin pesan apa?


Pemisahan awalan dalam kata kerja terpisah atau trennbare Verben, berlaku pada kalimat:

1) Pernyataan

Irene steht jeden Tag um 9.00 Uhr auf.
Irene bangun setiap hari jam 9

2) Kalimat Perintah

Irene, steh jetzt auf!
Irene, bangun !

3) Kalimat tanya dengan kata tanya

Um wieviel Uhr steht Irene morgens auf?
Jam berapa Irene bangun setiap pagi?

4) Kalimat tanya tanpa kata tanya

Steht sie noch nicht auf?
Apakah dia belum bangun?

Perubahan atau letak awalan yang ditulis terakhir pada keempat jenis kalimat diatas, berbeda dengan pada kalamat yang yang menggunakan modalverb.

Zum Beispiel:

Irene muss jeden Tag um 08.00 Uhr aufstehen.
Irene harus bangun setiap hari jam delapan

================================================================
Dari keterangan diatas, semoga anda bisa memiliki gambaran tentang kata kerja terpisah dan kata kerja tidak terpisah. Acuan untuk membedakan kedua jenis kata kerja tersebut adalah dengan mengenali awalannya.

Ayo kita pelajari awalan dari kata kerja terpisah, berikut ini!

ab = off, down
abholen = to pick up
abnehmen = to take off

an = at, on
anfangen = to start, begin
anrufen = to call, telephone
anziehen = to put on, dress

auf = up
aufhören = to stop
aufräumen = to clean up
aufstehen = to get up, stand up

aus = out
ausgehen = to go out
aussehen = to look, appear

ein = in, into
einkaufen = to shop
einschlafen = to fall asleep

fern = far
fernsehen = to watch TV

fort = away
fortgehen = to leave, go away

her = ‘hither’, to here
herholen = to fetch
herkommen = to come from

hin = ‘thither’, to there
hinstellen = to place, put

mit = with, along
mitbringen = to bring along
mitkommen = to come along
mitnehmen = to take along

nach = after
nachdenken = to think, reflect
nachfragen = to inquire, ask after

um = around, at
umsehen = to look around

vor = before
vorhaben = to have planned
vorstellen = to introduce

vorbei = by, past
vorbeikommen = to come by

weg = away
weggehen = to go away, leave
wegnehmen = to take away

zu = to, closed zuhören = to listen
zumachen = to close

zurück = back
zurückgeben = to give back
zurückkommen = to come back

zusammen = together
zusammenkommen = to come together


Kata Kerta tidak terpisah (untrennbare Verben)

Jika awalan dalam kata kerja terpisah ditulis terpisah, letaknya selalu diakhir kalimat, maka awalan dalam kata kerja tidak terpisah tidak dipisah. Kata kerja jenis ini, ditulis sama seperti anda membuat kalimat dengan menggunakan kata kerja dasar:

kommen = datang
Ich komme heute nicht / Saya tidak datang hari ini.

bekommen = mendapat
Wer bekommt heute einen Brief? / Siapa yang mendapat surat hari ini?

stören = menggangu
Entschuldigung, störe ich dich? / Maaf, apakah saya mengganggu kamu?

zerstören=menghancurkan/membakar habis
Das Feuer zerstört unsere Wohnung.
Api tersebut membakar habis rumah kami

Zerstör die Wohnung!
Hancurkan rumah itu!

Das Feuer kann unsere Wohnung zerstören.
Api tersebut bisa menghancurkan rumah kami.

Awalan dalam kata kerja tidak terpisah, mespikipun ditulis tidak terpisah tetapi memiliki tekanan dalam semantik terhadap kata tersebut.Dalam bahasa Indonesia kita mengenal kata "membakar", dalam bahasa Jerman artinya: feuern atau bisa juga Feuer geben lassen. Tetapi kata membakar tentunya tidak bisa anda pakai, jika anda ingin mengatakan sesuatu yang lebih dari yana sekedar membakar, misalnya:

Das Feuer zerstört unsere Wohnung.
Api tersebut membakar habis rumah kami

Beriktu beberapa awalan yang jika anda temukan mengawali suatu kata kerja dasar yang telah anda kenal sebelumnya, maka dipastikan kata kerja tersebut, merupakan kata kerja tidak terpisah.

Zum Beispiel:

be = makes a verb transitive beantworten = to answer (a question)
or turns action towards object besuchen = to visit
bekommen = to receive, get

ent, emp = beginning of action entgehen = to escape
or separation empfangen = to receive

er = stress on outcome erleben = to experience
or accomplishment erkennen = to recognize

ge = result, completeness or gewinnen = to win or gain
successful action gebrauchen = to use up, consume

miss = same as English ‘mis-’ missverstehen = to misunderstand
missbrauchen = to abuse

ver = action of the verb has verschlafen = to oversleep
verlaufen = to go astray

zer = asunder, apart zerbrechen = to break into pieces
zerstören = to destroy


Relativsatze


Das Verb des Relativsatzes bestimmt den Kasus des Relativpronomens.Das Bezugswort des Relativsatzes bestimmt das Genus des Relativpronomens. Das Relativpronomen entspricht dem bestimmten Artikel außer beim Dativ Plural und beim Genitiv.

Beispiel: maskulines Bezugswort – der Mann
Nominativ: Der Mann, der neben mir wohnt.
Akkusativ: Der Mann, den ich besuche.
Dativ: Der Mann, dem ich helfe.

Beispiel: feminines Bezugswort – die Frau
Nominativ: Die Frau, die neben mir wohnt.
Akkusativ: Die Frau, die ich besuche.
Dativ: Die Frau, der ich helfe.

Beispiel: neutrales Bezugswort – das Kind
Nominativ: Das Kind, das neben mir wohnt.
Akkusativ: Das Kind, das ich besuche.
Dativ: Das Kind, dem ich helfe.

Das Relativpronomen im Dativ Plural lautet denen.

Beispiel: Bezugswort im Plural – die Männer
Nominativ: Die Männer, die neben mir wohnen.
Akkusativ: Die Männer, die ich besuche.
Dativ: Die Männer, denen ich helfe.

Das Verb des Hauptsatzes bestimmt den Kasus des Bezugswortes des Relativsatzes.

Beispiel: Bezugswort – der Mann
Nominativ: Der Mann, der neben mir wohnt, sitzt jetzt im Gefängnis.
Akkusativ: Ich kenne den Mann, der neben mir wohnt, nicht so gut.
Dativ: Das Auto gehört dem Mann, der neben mir wohnt.
Präposition: Ich habe mit dem Mann gesprochen, der neben mir wohnt.

Nach den indefiniten Pronomen jemand und niemand als Bezugswort des Relativsatzes steht das maskuline Relativpronomen.

Beispiel: Bezugswort – jemand
Nominativ: Jemand, der fremd ist, fühlt sich manchmal unsicher.
Akkusativ: Niemand, den ich frage, weiß eine Antwort.
Dativ: Ich habe jemand(en) gefunden, mit dem ich in meiner Muttersprache sprechen kann.


NOMINATIV

Kalau kasus yang ini sama dengan subjek. Dan digunakan sebelum atau sesudah kata kerja yang mengikutinya.

Dalam kasus ini juga ada beberapa bagian dan memiliki arti sendiri, yaitu :
  • Sebagai pokok subjek dalam kalimat 
Zum Beispiel :
Ich trinke ein glass Milch => Saya minum segelas susu
  • Dapat sebagai pelengkap sapaaan
Zum Beispiel :
Morgen Herr Kuster..! => Pagi Pak Kuster..!
  • Dapat digunakan sebagai keterangan tambahan
Zum Beispiel:
Wer gehört das Auto? => Siapa punya mobil itu?
  • Ditanyakan menggunakan "WER" atau "WAS"
Zum Beispiel :
Er fahrt mit dem Fixie Fahrrad => Dia ( Laki-laki ) pergi dengan sepeda fixie

Maka pertanyaan yang dapat dibuat dari kalimat tersebut adalah :
  1. Wer fahrt mit dem Fahrrad? => Siapa yang pergi dengan sepeda?
  2. Was fahrt er? => Apa dia ( pakai ) pergi?

Bagian 5
Dativ, kasus ini dapat disebut juga sebagai objek tidak langsung pada kalimat. Dativ juga sebagai pelengkap dari kata kerja dan yang selalu memakai Dativ. 
DATIV memiliki kata depan (Präposition) :

“an..vorbei”, “aus”, “bei”, “gegenüber”, “mit”, “nach”, “seit”, “von”, “von..aus”, “zu” 

Zum Beispiel :
Ich komme aus Medan, Indonesien => Saya berasal dari Medan, Indonesia
Sie gehen zu der Schule => Mereka pergi ke sekolah

Kata kerja yang selalu menggunakan DATIV, antara lain :
  1. anworten
  2. danken
  3. gefallen
  4. gehören
  5. helfen
  6. passen
  7. schaden
  8. zuhören
  9. schmecken
Dalam kasus ini juga ada beberapa bagian dan memiliki arti sendiri, yaitu :
  • Dapat digunakan dengan kata depan dan yang memiliki arti tentang suatu tempat.
Berikut adalah kata depan yang sering dipakai dalam kasus DATIV apabila berbicara tentang sebuah tempat ( harap dihafal )
“an”, “auf”, “hinter”, “in”, “neben”, “über”, “unter”, “vor”, “zwischen”

Zum Beispiel :
Die Katze schlaft unter dem Tisch => Kucing itu tidur di bawah meja
Er kommt hinter mir => Dia ( laki-laki ) datang dari belakang saya
  • Pelengkap objek tidak langsung setelah kata kerja
Zum Beispiel :
Sie denken ihm => Mereka memikirkan nya
  • Digunakan dengan kata sifat yang memakai objek tidak langsung dalam kalimat
Zum Beispiel :
Der Mann ist deinem Vater sehr alt => Pria itu adalah bapak kamu sangat tua
  • Dapat digunakan sebagai keterangan tambahan
Zum Beispiel:
Wer gehört das Auto? => Siapa punya mobil itu?
  • Ditanyakan dengan menggunakan "WEM" atau "WAS"
Zum Beispiel :
Sie mochten dir mit dem Auto fahren => Anda ingin pergi bersama kamu dengan mobil

Maka pertanyaan yang dapat dibuat dari kalimat tersebut adalah :
  1. Wem will mit dem Auto fahren? => Siapa yang akan pergi dengan mobil?
  2. Was wollen Sie fahren? => Dengan apa mereka pergi?




Bagian 6
AKKUSATIV
Kalau kasus yang satu ini disebut juga sebagai objek langsung dalam kalimat. Akkusativ itu bersifat menyatakan secara langsung.
AKKUSATIV memiliki kata depan ( Präposition ) : 

“bis”, “durch”, “entlang”, “für”, “gegen”, “ohne”, “um”, “um…herum”

Zum Beispiel:
Ich lerne Deutch um 4 bis 5 Uhr => Saya belajar bahasa Jerman sekitar jam 4 sampai jam 5
Ich interessiere mich für das Ferrari => Saya tertarik dengan mobil Ferrari.

Kata kerja yang selalu membutuhkan AKKUSATIV antara lain :
  1. anrufen
  2. brauchen
  3. begrüßen
  4. haben
  5. essen
  6. kennen lernen
  7. lesen
  8. sehen
  9. kochen
Dalam kasus ini juga ada beberapa bagian dan memiliki arti sendiri, yaitu :
  • Dapat digunakan dengan kata depan dan memiliki arti sebuah pergerakan / tujuan arah.
Berikut adalah kata depan yang sering dipakai dalam kasus AKKUSATIV dalam menunjukkan pergerakan atau arah ( harap dihafal )
“an”, “auf”, “hinter”, “in”, “neben”, “über”, “unter”, “vor”, “zwischen”

Zum Beispiel :
Die Landkarte hangt an die Wand => Peta itu tergantung di dinding
Ich gehe nicht in die Schule => Saya tidak pergi ke sekolah
  • Dapat diartikan untuk penunjuk waktu / jam
Zum Beispiel :
Die Party fangt um 4 Uhr an => Pesta dimulai sekitar jam 4
  • Dapat digunakan sebagai keterangan tambahan
Zum Beispiel:
Wissen Sie Marthin, den Schreiber?
  • Ditanyakan dengan menggunakan "WEN" atau "WAS"
Zum Beispiel :
Ich habe ein Buch gekauft => Saya telah membeli sebuah buku

Maka pertanyaan yang dapat dibuat dari kalimat tersebut adalah :
  1. Wen hat ein Buch gekauft? => Siapa yang telah membeli sebuah buku?
  2. Was habe ich gekauft? => Apa yang sudah saya beli?
  • Dapat digunakan dengan kata sifat yang berarti menunjukkan ukuran, sifat dan berat
Zum Beispiel :
Du kaufst einen Kilo Kartoffeln => Kamu membeli 1 Kilo kentang

Bagian 7
GENETIV
Genetiv adalah kasus yang menyatakan pelengkap dalam kalimat dan kasus ini juga dapat dipakai untuk menyatakan sebuah benda dengan jelas / detail.
Berikut adalah kata kerja yang menggunakan GENETIV, antara lain :
  1. bedürftig
  2. bewußt
  3. unbewußt
  4. frei
  5. gewiß
  6. mächtig
  7. unmächtig
  8. müde
  9. sicher
  10. unsicher
  11. unfähig
  12. würdig
  13. unwürdig
  14. voll
Berikut adalah kata depan yang sering dipakai dalam kasus GENETIV :

“anstatt, ausserhalb, innerhalb, oberhalb, trotz, unterhalb, während, wegen”

Dalam kasus ini juga ada beberapa bagian dan memiliki arti sendiri, yaitu :

  • Dapat menunjukan kepunyaan / kepemilikan
Zum Beispiel :
Marthins Frau ( Die Frau von Marthin ) => Nyonya Marthin
Das Auto meiner Mutter ( Das Auto von meiner Mutter ) => Mobil mama saya

  • Dapat menunjukkan seluruh atau sebagian pecahan
Zum Beispiel :
Die viertel des Glass => Seperempat gelas

  • Ditanyakan dengan menggunakan "WESSEN"
Zum beispiel :
Die Frau des Kindern ist hubsch => Ibu dari anak-anak itu cantik

Maka pertanyaan yang dapat dibuat dari kalimat tersebut adalah :
  • Wessen ist hubsch? => Siapa yang cantik?

Bentuk verba, stamm dan Präteritum

Bentuk-bentuk verba (die Formen des Verbes)
• Infinitiv yaitu bentuk dasar dari kata kerja. Artinya bentuknya     masih asli (belum diubah). Bentuk ini disebut pula Nennform. Misalnya: arbeiten, lernen, gehen. Pembahasan lebih lanjut dalam sub bab kata kerja (das Verbe). 
• Stamm yaitu akar dari verba. Jadi yang dinamakan infinitiv yaitu Akar verba + akhiran – en atau –n atau : Stamm + Endung –en atau –n. Sebagian besar verba dalam bahasa Jerman berakhiran –en hanya beberapa berakhiran –n misalnya verba dengan –er dan –el: klappern – gemetar; schütteln - mengocok. Dan verba-verba sein – adalah; tun – melakukan.
• Präteritum yaitu bentuk “sedang pada masa lampau”. Atau sama seperti dalam bahasa Inggris bentuk Past Tense atau bentuk kata kerja ke II.
Partizip I yaitu “perbuatan yang sedang dilakukan” atau bentuk ini sepadan dalam – “ing-form” dalam bahasa Inggris, yang lazim dikenal dengan “The Present Participle”. Bentuk demikian ini dalam bahasa Jerman disebut dengan Mittelwort der Gegenwart (Kata alat untuk waktu kini). Contoh partizip I: schreib-end (dari infinitiv schreiben - menulis), lieg-end (dari verba liegen – terletak), lächel-nd (dari verba lächeln – tersenyum). Akhiran (Endung) dari Partizip I yaitu - end atau – nd.


Kata Kerja (verb) dalam Present Tense

Setiap kata kerja memiliki bentuk kata dasar (infinitive). Bentuk dasar inilah yang akan anda dapatkan di dalam kamus bahasa Jerman. Kata „datang“ dalam bahasa Inggris adalah „to come“ (infinitive), di mana jika  subjeknya adalah kata ketiga tunggal, dia berkonyugasi menjadi he comes atau she comes. Dalam bahasa Jerman kata to come disebut kommen (baca: koo men). Bentuk dasarnya (stam) adalah komm + en. Untuk mengkonyugasikan dalam kalimat, kita harus menambahkan ending yang benar.
Setiap Personal Pronoun dalam bahasa Jerman memiliki pola tersendiri.
Berikut contohnya:

kommen/to come/datang (huruf e pada kommen seperti huruf e pada kata gemar).

ich kommdu kommstEr/sie/es kommtWir kommen 
Ihr kommt 
sie kommen
Sie kommen

  • Medien beim Unterricht

Mediendidaktik

In der Mediendidaktik geht es um die Theorie und Praxis des Medieneinsatzes für Unterrichts- und Ausbildungszwecke. Die Beziehung zwischen “Allgemeiner Didaktik“ und “Mediendidaktik“ ist nicht ganz eindeutig, denn Mediendidaktik wird einerseits als spezielle Didaktik angesehen und andererseits als Anwendung der Allgemeinen Didaktik auf Gestaltung und Einsatz von Medien im Unterricht. Aufgabe der Mediendidaktik ist es, didaktische Überlegungen mit technischen Mitteln bzw. Medien in den geplanten Lehr-Lernprozessen aufzubereiten, soweit sie eine gewisse personale Funktion betreffen (vgl. Sageder 2007, S. 6).
Bei der richtigen Verwendung der Medien kann das Lernen durch die Erklärung und Erläuterung des zu lernenden Stoffes und auf Grund der Berücksichtigung des emotionalen Aspekts durch Bild, Farbe, Ton, Grafik verbessert werden. Die allgemeine Aufgabe der Mediendidaktik bezieht sich auf den gezielten Einsatz von Medien zu konzentriertem Sehen und Hören, wobei es stets um aktives Lernen mit Medien geht. Der Lernstoff bekommt in visualisierter Form eine andere Dynamik und erfährt durch die Visualisierung eineMehrdimensionalität, die einen größeren Spielraum zur Kritik, Interpretation und zur Diskussion in Bezug auf das zu Lernende zulässt. Hierbei wird z. B. die Kommunikationsfähigkeit, eine wichtige Schlüsselqualifikation in der Berufswelt, geübt.
Zusätzlich geht es in der Mediendidaktik um eine Übernahme von Lehrfunktionen durch ein Medium, wobei in der Regel nur  Teilfunktionen übernommen werden. Arbeitsblätter oder Leitmedien, wie z. B. Unterrichtsfilme, können dazu dienen, längere Unterrichtsphasen zu gestalten.
In der Mediendidaktik geht es vor allem darum, das Lernangebot durch den Einsatz von Technik unter Rücksichtnahme didaktischer Prinzipien und Vorüberlegungen effektiver und effizienter zu machen. Wesentliches Ziel ist es, auch praktikable Gestaltungs- und Einsatzmethoden von Medien in  Lehr- und Lernprozessen zu entwickeln und wenn möglich empirisch zu optimieren. Dabei wird z. B. versucht herauszufinden, welches Medium geeignet ist, möglichst vielen Lernenden unter Rücksichtnahme ihrer Vorkenntnisse und Interessen zu helfen ein bestimmtes Ziel effektiv und effizient zu erreichen (vgl. Sageder 2007, S. 6).


Lehrer stehen dem Einsatz von Blogs und Twitter im Unterricht oft skeptisch gegenüber. Zu Recht? Eine Schülerbroschüre des Bayerischen Zeitungsverlegerverbands sorgt für Wirbel in der Bloggerszene.

In Sachen Mediennutzung im Unterricht ist Andreas Kalt eine Orchidee. Der Lehrer unterrichtet Englisch, Biologie und Erdkunde an einer Schule in Neuenburg am Rhein – und er arbeitet in seinem Unterricht mit Blogs und dem Kurznachrichtendienst Twitter. 
Bei einer Reihe zum Thema „Weinbau“ konnten seine Schüler zwischen einem regulären Lerntagebuch auf Papier und der Präsentation ihrer Lernfortschritte in Form eines Internet-Blogs wählen. Von elf Schülern trauten sich sieben, ihre Fortschritte öffentlich im Internet zu publizieren.

Kontroverse Diskussion um Broschüre


"Entweder Kinder schlafen oder sie sind online“, resümierte kürzlich der Google-Chef Eric Schmidt über die Internetgewohnheiten der Jugend. Auch wenn seine These vielleicht ein wenig übertrieben ist – so belegt eine Bitkom-Studie aus dem Jahr 2009, dass Kinder im Alter zwischen zwölf und 19 Jahren rund zwei Stunden pro Tag online sind. Auch in den Schulen und den zuständigen Ministerien wird über die Einbindung und Thematisierung dieser Medien diskutiert. Wie sollen Schulen auf dieses Freizeitverhalten reagieren? Können Lehrer das Interesse der Schüler für digitale Medien auch für ihren Unterricht nutzen? Eignen sich Blogs, Twitter oder auch Facebook als Hilfsmittel für reguläre Schulstunden? Oder sind diese Online-Dienste nicht viel mehr als bloße Spielerei?

Ob Blogs überhaupt als seriöse Quelle gelten dürfen, darüber streiten sich zurzeit der Bayerische Zeitungsverlegerverband und die deutsche Blogger-Szene. In seiner Broschüre „Schau genau hin. Nachrichtenwege erkennen und bewerten“, die im Rahmen der Initiative „Medienführerschein“ an bayerischen Grundschulen in der 3. und 4. Klasse verteilt wird, sollen Kinder für die Einschätzung und Bewertung verschiedener Medien geschult werden. Die Blogger-Szene fühlt sich in der Handreicherung zu einem Medium zweiter Klasse degradiert. Der bekannte Medienjournalist Stefan Niggemeier schreibt dazu in seinem Blog: „Unter dem Vorwand einer guten Sache, nämlich Kinder dafür zu sensibilisieren, dass nicht jeder Information zu trauen ist und dass Quellen unterschiedlich vertrauenswürdig sind, erzählt der bayerische Medienführerschein ihnen die Überlegenheit gedruckter Nachricht.“ Der Geschäftsführer vom Bayerischen Zeitungsverlegerverband wehrt sich gegen die „polemische“ Kritik und verweist auf die sorgfältige Prüfung der Broschüre des bayerischen Kultusministerium auf seine Lehrplankonformität. Dass die Äußerungen relativ „plakativ“ seien, läge auch an der notwendigen Straffung des Dokumentes und an der Ausrichtung der Sprache am Verständigungshorizont von Dritt- und Viertklässlern.

No comments:

Post a Comment